Bank Syariah Tingkatkan Bancassurance

Posted by Surabaya Creative Production on 19.17.00 with No comments

Senin, 15 September 2014, 13:30 WIB
JAKARTA -- Sejumlah bank syariah berniat memperkuat  produk bancassurance. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk berencana menambah kerja sama bancassurance (layanan atau saluran distribusi yang menawarkan jasa perbankan dan juga asuransi; penjualan produk asuransi melalui kerja sama dengan perbankan) dengan perusahaan asuransi di Indonesia sebelum akhir 2014. Bank Syariah Mandiri (BSM) pun bertekad membesarkan bancassurance.

Menurut Corporate Secretary PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Meitra Nino Sari, pengelolaan kekayaan pribadi secara syariah (Islamic wealth management) saat ini masih terbatas. Islamic wealth management yang ada, kata dia, hanyalah terdiri atas reksa dana syariah dan deposito syariah. Sementara itu, Islamic wealth management saat ini cenderung sebagai pelayanan terbaik untuk kalangan masyarakat kelas menengah ke atas.

Padahal, kata dia, seharusnya semua golongan masyarakat dapat menikmati layanan tersebut. "Untuk itu, kami memiliki produk investasi bancassurance sebagai variasi produk investasi," katanya kepada Republika di Jakarta, pekan lalu.

Sebenarnya, produk investasi ini tidaklah asing untuk Bank Muamalat. Nino menjelaskan, pihaknya sudah memiliki fitur produk investasi bancassurance sejak 2012, yaitu dengan menjalin kerja sama dengan perusahaan asuransi Allianz. Ternyata, animo masyarakat untuk mengikuti program investasi ini masih sangat tinggi.

Program tersebut dinilai pihaknya lumayan berhasil dan banyak diminati kalangan nasabah. Untuk itu, Bank Muamalat kembali berupaya melengkapi layanan tersebut dan berencana menambah mitra kerja sama. "Saat ini, sudah ada sekitar empat perusahaan asuransi yang sedang kami pertimbangkan. Rencananya, sebelum akhir 2014, kami sudah dapat menambah mitra bancassurance," ujarnya.

Sekretaris Perusahaan PT Bank Syariah Mandiri (BSM) Taufik Machrus mengatakan, BSM sudah miliki produk bancassurance sejak sekitar 2010. Pihaknya menggandeng perusahaan asuransi Axa Mandiri. Sejak bancassurance berdiri, pihaknya mengaku, animo masyarakat terus meningkat. "Sehingga, trennya terus tumbuh," katanya kepada Republika.

Namun, pihaknya enggan menggandeng perusahaan asuransi lain. Menurut BSM, Axa Mandiri bisa menangani program bancassurance ini. Pihaknya memastikan akan terus membesarkan bisnis bancassurance ini. Sehingga, produk investasi bancassurance menjadi andalan produk investasi yang dimiliki BSM. "Tentunya, selain program BSM cicil emas, deposito syariah, hingga reksadana syariah," tuturnya.

Mengenai produk asuransi, Nino menyatakan bahwa Bank Muamalat akan memilih produk bancassurance unit linked. Jenis produk investasi ini dipilih karena pihaknya menilai produk investasi di perbankan syariah masih terbatas.

Pihaknya berharap, tambahan produk bancassurance ini nantinya dapat menambah variasi produk investasi. Bank Muamalat juga ingin kesadaran masyarakat akan investasi meningkat.

Karena itu, pihaknya berencana memilih unit linked untuk kerja sama bancassurance nanti. Sehingga, masyarakat diharapkan menjadi lebih tahu dan terbuka mengenai jenis-jenis produk investasi. "Ini sekaligus mendukung financial inclution atau keuangan inklusif di Indonesia," ujarnya.

Rencananya, produk bancassurance tersebut akan dipasarkan untuk ritel. Pihaknya tidak memiliki target nasabah atau transaksi untuk tambahan produk bancassurance kali ini. Yang jelas, dia melanjutkan, produk investasi ini terbuka untuk semua kelas, sehingga nasabah yang terdaftar sebanyak-banyaknya.

Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah menyatakan, belum memiliki produk investasi bancasurrance karena saat ini masih dalam kategori Buku II (modal inti Rp 1 triliun-Rp 5 triliun). Direktur Bisnis PT BNI Syariah Imam Teguh Saptono menjelaskan, program bancassurance diperkenankan ketika bisnis dalam kategori buku III (modal inti Rp 5 triliun-Rp 30 triliun) ke atas. "Bisnis kami masih dalam kategori Buku II. Modal kami baru sekitar Rp 1,5 triliun," ujarnya kepada Republika, Jumat (12/9).

Karena itu, kata Imam, pihaknya belum bisa bekerja sama dengan perusahaan asuransi untuk mendirikan program bancassurance ini. Kerja sama asuransi saat ini, dia melanjutkan, baru sebatas yang terkait dengan aktivitas pembiayaan. Seperti, asuransi jiwa untuk nasabah kredit pemilikan rumah (KPR), asuransi kerugian, dan lain sebagainya.

Untuk sementara, kata Imam, produk investasi yang ada di BNI Syariah saat ini memang baru terkait dana. Seperti tabungan, deposito, tabungan perencanaan, murabahah pembiayaan emas. Dia menyebutkan, jumlah nasabah dana di BNI Syariah sekarang ini sekitar 800 ribu orang. Sementara, untuk nasabah yang BNI Syariah anggap sebagai kelompok menengah dan atas ada di kisaran 5.000 nasabah. 
(sumber : www.republika.co.id, reporter : laeny sulistyawati ed: irwan kelan)