6 Strategi Menyimpan Uang Untuk Pendidikan Anak
Posted by Surabaya Creative Production on 17.53.00 with No comments
Meskipun banyak negara yang sudah menerapkan pendidikan gratis kepada masyarakatnya, Indonesia masih termasuk negara yang biaya pendidikannya lumayan mahal. Biaya pendidikan ini kerap menjadi momok untuk para orang tua karena sering mencekik leher dan membuat pemasukan tandas.
Tak heran banyak keluarga yang jauh-jauh hari mulai berpikir bagaimana bisa membiayai anaknya hingga pendidikan tertinggi. Bahkan pemikiran ini dilakukan sebelum anaknya lahir atau masih usia balita. Bagaimana pun harus ada solusi untuk menjamin si anak bisa mendapat pendidikan layak sementara ekonomi keluarga tetap bisa stabil.
Berikut beberapa contoh produk keuangan dan investasi yang biasanya dilakukan para orang tua. Siapa tahu Anda bisa terinspirasi setelah membacanya:
1. Tabungan Konvensional
Cara penyimpanan dana ini termasuk popular di kalangan masyarakat, terutama mereka yang tidak ingin ribet. Banyak sekali produk tabungan yang bisa dipilih dengan kelebihan yang cukup menggoda. Misalnya bunga dan fasilitas asuransi kesehatan. Dibeberapa bank juga ada fasilitas tabungan atas nama anak Anda. Jadi itu akan menginspirasi Anda untuk lebih giat menyisihkan sebagian uang pendapatan.
Selain lebih mudah, tabungan dianggap bisa memberikan kepastian, keamanan dan dapat ditarik kapan pun dibutuhkan. Anda cukup mendisiplinkan diri dengan menyisihkan sejumlah uang ke tabungan. Prinsip menabung memang itu adalah “sedikit-demi sedikit lama-lama jadi bukit”. Kekurangan dari investasi ini adalah aktivitasnya berhenti bila Anda meninggal. Tidak ada jaminan kalau uang tabungan untuk pendidikan ini akan bertambah.
2. Tabungan Pendidikan
Tabungan ini memberikan fasilitas asuransi jiwa, jadi kalau Anda telah tiada target dana pendidikan tetap akan tercapai. Selain fasilitas asuransi jiwa, tabungan ini juga punya fasilitas bunga yang mengoda dan fasilitas asuransi kesehatan dengan tambahan sejumlah biaya. Biasanya rekening tabungan pendidikan sering menjadi turunan dari rekening pribadi Anda di bank yang sama dan sistemnya auto-debit. Anda cukup membuka tabungan pendidikan di bank yang memiliki fasilitas tersebut dan membawa KTP, buku tabungan Anda, plus akte kelahiran sang buah hati.
Misalnya Anda berencana menabung Rp 1 juta setiap bulan untuk tabungan pendidikan anak. Nah setiap bulan bank akan memotong secara otomatis Rp 1 juta dari rekening pribadi Anda untuk dimasukkan ke rekening tabungan pendidikan anak sampai jangka waktu yang sudah Anda ditentukan. Seandainya Anda meninggal dunia, bank akan mengunakan asuransi jiwa untuk menutup semua cicilan tabungan yang belum dibayar.
Oh ya, bagaimana kalau ternyata Anda tidak mampu mencicil tabungan tersebut karena ada masalah ekonomi? Tenang, biasanya uang yang sudah Anda cicil selama ini akan kembali masuk ke tabungan utama Anda. Tentu saja dengan sejumlah potongan untuk administrasi.
3. Asuransi Pendidikan
Banyak yang berpikir kalau tabungan pendidikan dan asuransi pendidikan itu sama. Pikiran itu memang tidak sepenuhnya salah, karena sekilas memang sama meskipun ada beberapa perbedaan yang cukup signifikan.
Berbedaan asuransi pendidikan dan tabungan pendidikan:
Misalnya Anda mengambil asuransi pendidikan dengan premi selama 15 tahun dengan asumsi asuransinya akan cair sebanyak tiga kali yaitu saat anak Anda tamat SD, tamat SMP dan masuk perguruan tinggi. Nah diluar tiga hal tadi, asuransi itu tidak akan cair, kecuali bila Anda meninggal dunia.
4. Investasi Reksadana
Untuk yang masih pemula soal investasi, Anda bisa mencoba melakukan investasi kecil-kecilan dengan reksadana yang risikonya kecil tapi keuntungannya lumayan.
Dari semua produk reksadana, Anda mungkin bisa mencoba reksadana konvensional bertipe campuran yaitu dana diinvestasikan ke berbagai investasi baik yang berisiko tinggi maupun rendah misalnya ke obligasi, deposito dan saham. Anda diuntungkan dengan lama investasi dari tiga hingga lima tahun. Produk ini akan membantu Anda menyiapkan dana pendidikan untuk buah hati.
5. Deposito
Bila kebetulan Anda memiliki sejumlah uang dari usaha, maka Anda bisa mendepositokan uang itu untuk biaya pendidikan anak. Cara ini dianggap cukup jitu karena deposito tidak bisa dicairkan sesuka Anda dan bunganya cukup bagus dibanding tabungan konvensional biasa.
Pilihlah produk deposito dengan jangka waktu yang Anda butuhkan atau yang sesuai dengan masa di saat anak Anda membutuhkan biaya untuk sekolah.
6. Investasi Emas
Sejak dahulu kala nenek moyang kita menyimpan emas yang dapat dicairkan saat dibutuhkan. Cara ini bisa saja Anda adaptasi untuk memastikan si buah hati mendapatkan simpanan dana untuk pendidikan mereka kelak.
Anda bisa menyimpan emas karena harganya yang relatif stabil dan gampang dijual. Usahakan menyimpan emas dalam bentuk batangan yang memiliki kadar 99 persen. Saat ini emas tidak hanya ditemukan di toko emas, tetapi juga dibeberapa tempat misalnya di cabang PT Pegadaian, PT Aneka Tambang dan bank-bank yang berbentuk syariah.
(Sumber : www.cermati.com, oleh : Rizki Abadi)
Tak heran banyak keluarga yang jauh-jauh hari mulai berpikir bagaimana bisa membiayai anaknya hingga pendidikan tertinggi. Bahkan pemikiran ini dilakukan sebelum anaknya lahir atau masih usia balita. Bagaimana pun harus ada solusi untuk menjamin si anak bisa mendapat pendidikan layak sementara ekonomi keluarga tetap bisa stabil.
Berikut beberapa contoh produk keuangan dan investasi yang biasanya dilakukan para orang tua. Siapa tahu Anda bisa terinspirasi setelah membacanya:
1. Tabungan Konvensional
Cara penyimpanan dana ini termasuk popular di kalangan masyarakat, terutama mereka yang tidak ingin ribet. Banyak sekali produk tabungan yang bisa dipilih dengan kelebihan yang cukup menggoda. Misalnya bunga dan fasilitas asuransi kesehatan. Dibeberapa bank juga ada fasilitas tabungan atas nama anak Anda. Jadi itu akan menginspirasi Anda untuk lebih giat menyisihkan sebagian uang pendapatan.
Selain lebih mudah, tabungan dianggap bisa memberikan kepastian, keamanan dan dapat ditarik kapan pun dibutuhkan. Anda cukup mendisiplinkan diri dengan menyisihkan sejumlah uang ke tabungan. Prinsip menabung memang itu adalah “sedikit-demi sedikit lama-lama jadi bukit”. Kekurangan dari investasi ini adalah aktivitasnya berhenti bila Anda meninggal. Tidak ada jaminan kalau uang tabungan untuk pendidikan ini akan bertambah.
2. Tabungan Pendidikan
Tabungan ini memberikan fasilitas asuransi jiwa, jadi kalau Anda telah tiada target dana pendidikan tetap akan tercapai. Selain fasilitas asuransi jiwa, tabungan ini juga punya fasilitas bunga yang mengoda dan fasilitas asuransi kesehatan dengan tambahan sejumlah biaya. Biasanya rekening tabungan pendidikan sering menjadi turunan dari rekening pribadi Anda di bank yang sama dan sistemnya auto-debit. Anda cukup membuka tabungan pendidikan di bank yang memiliki fasilitas tersebut dan membawa KTP, buku tabungan Anda, plus akte kelahiran sang buah hati.
Misalnya Anda berencana menabung Rp 1 juta setiap bulan untuk tabungan pendidikan anak. Nah setiap bulan bank akan memotong secara otomatis Rp 1 juta dari rekening pribadi Anda untuk dimasukkan ke rekening tabungan pendidikan anak sampai jangka waktu yang sudah Anda ditentukan. Seandainya Anda meninggal dunia, bank akan mengunakan asuransi jiwa untuk menutup semua cicilan tabungan yang belum dibayar.
Oh ya, bagaimana kalau ternyata Anda tidak mampu mencicil tabungan tersebut karena ada masalah ekonomi? Tenang, biasanya uang yang sudah Anda cicil selama ini akan kembali masuk ke tabungan utama Anda. Tentu saja dengan sejumlah potongan untuk administrasi.
3. Asuransi Pendidikan
Banyak yang berpikir kalau tabungan pendidikan dan asuransi pendidikan itu sama. Pikiran itu memang tidak sepenuhnya salah, karena sekilas memang sama meskipun ada beberapa perbedaan yang cukup signifikan.
Berbedaan asuransi pendidikan dan tabungan pendidikan:
- Asuransi pendidikan diterbitkan oleh perusahaan asuransi, sementara tabungan pendidikan diterbitkan oleh bank.
- Meskipun premi sudah selesai dibayar, asuransi pendidikan baru bisa dicairkan jika jatuh tempo atau Anda meninggal, sementara tabungan pendidikan bisa dicairkan saat Anda menyelesaikan kewajiban menabung atau tidak mampu lagi membayar cicilan.
- Potongan untuk mencairkan dana asuransi pendidikan sebelum waktunya lebih besar ketimbang tabungan pendidikan.
- Meskipun keuntungan atau timbal balik asuransi pendidikan lebih besar, prosesnya lebih rumit ketimbang tabungan pendidikan.
Misalnya Anda mengambil asuransi pendidikan dengan premi selama 15 tahun dengan asumsi asuransinya akan cair sebanyak tiga kali yaitu saat anak Anda tamat SD, tamat SMP dan masuk perguruan tinggi. Nah diluar tiga hal tadi, asuransi itu tidak akan cair, kecuali bila Anda meninggal dunia.
4. Investasi Reksadana
Untuk yang masih pemula soal investasi, Anda bisa mencoba melakukan investasi kecil-kecilan dengan reksadana yang risikonya kecil tapi keuntungannya lumayan.
Dari semua produk reksadana, Anda mungkin bisa mencoba reksadana konvensional bertipe campuran yaitu dana diinvestasikan ke berbagai investasi baik yang berisiko tinggi maupun rendah misalnya ke obligasi, deposito dan saham. Anda diuntungkan dengan lama investasi dari tiga hingga lima tahun. Produk ini akan membantu Anda menyiapkan dana pendidikan untuk buah hati.
5. Deposito
Bila kebetulan Anda memiliki sejumlah uang dari usaha, maka Anda bisa mendepositokan uang itu untuk biaya pendidikan anak. Cara ini dianggap cukup jitu karena deposito tidak bisa dicairkan sesuka Anda dan bunganya cukup bagus dibanding tabungan konvensional biasa.
Pilihlah produk deposito dengan jangka waktu yang Anda butuhkan atau yang sesuai dengan masa di saat anak Anda membutuhkan biaya untuk sekolah.
6. Investasi Emas
Sejak dahulu kala nenek moyang kita menyimpan emas yang dapat dicairkan saat dibutuhkan. Cara ini bisa saja Anda adaptasi untuk memastikan si buah hati mendapatkan simpanan dana untuk pendidikan mereka kelak.
Anda bisa menyimpan emas karena harganya yang relatif stabil dan gampang dijual. Usahakan menyimpan emas dalam bentuk batangan yang memiliki kadar 99 persen. Saat ini emas tidak hanya ditemukan di toko emas, tetapi juga dibeberapa tempat misalnya di cabang PT Pegadaian, PT Aneka Tambang dan bank-bank yang berbentuk syariah.
(Sumber : www.cermati.com, oleh : Rizki Abadi)
0 komentar:
Posting Komentar